Program Kelas Malam di Islamic Teaching Training College Darussalam,
Ponorogo, Jawa Timur
Perjalanan sejarah pendidikan dimulai dari berkembangnya pendidikan
dengan model langgar. Model langgar yaitu individu yang ingin belajar/mendalami
ilmu pengetahuan agama harus mendatangi langgar dan didalamnya mereka belajar
bersama dengan Kyai sebagai pusat pembelajaran. Pendidikan pada saat itu masih
bersifat teacher centered dan manajemen kegiatan pendidikannya masih bersifat
bebas dan tidak terikat.
Bebas dan tidak terikat mempunyai arti bahwa dalam kegiatan belajar dan
mengajar, siswa/santri (dalam bahasa jawa) tidak diikat dengan suatu jadwal dan
sistem akademisi seperti saat ini. Jadi, tiap individu berbeda-beda, ada yang
menyelesaikan pendidikannya dengan cepat dan ada pula yang tidak.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang pendidikan, sekolah
langgar ini pun berkembang dengan memakai sistem modern. Jadwal akademik yang
pada awalnya tidak mempunyai patokan jelas, sekarang mempunyai sistem yang
lebih sistemik. Semua kegiatan siswa/santri dari mulai bangun tidur di pagi
hari hingga tidur kembali pada malamnya sudah terjadwal sedemikian rupa.
Pendidikan yang menganut salah satu filsafat pendidikan yaitu “Pendidikan
umum 100% dan agama 100%” itu mempunyai kurang lebih 17-20 mata pelajaran yang
harus ditempuh di setiap tingkatan pendidikannya. Semakin tinggi tingkatan
pendidikan didalamnya, maka bobot pelajarannya pun semakin bertambah, seperti
di tingkatan XII yang mempunyai 31 bobot mata pelajaran.
Sebelum sistem modern ini dijalankan, proses pembelajaran terhenti setelah sore hari dan siswa/santri diberikan kebebasan belajar pada malam harinya. Dampak yang sangat terlihat adalah banyaknya siswa/santri yang tidak mengulang pelajaran pagi hari dan juga yang hanya bersenda gurau hingga waktu tidur. Untuk menanggulangi hal tersebut, dimulailah inovasi yang berbentuk
belajar pada malam hari di kelas. Pembelajaran pada malam hari ini tidak hanya dimaksudkan
agar siswa/santri mengulang kembali pelajaran di pagi hari, tetapi juga dapat
diisi oleh wali kelas dengan pembelajaran yang dirasa kurang ketika
pembelajaran di pagi hari.
Belajar pada malam hari ini dimulai pada pukul 20.00 hingga 21.40 WIB. Dalam
pelaksanaannya program ini juga mempunyai daftar hadir, sehingga siswa/santri
yang sakit atau berhalangan hadir,dengan berbagai alasan, dapat dikontrol. Pengontrolan
ini dilakukan oleh wali kelas pada masing-masing tingkatan kelas yang ada.
Inovasi ini telah memberikan solusi permasalahan terkait dengan
peningkatan mutu pendidikan secara all out / 100% . Siswa/santri pun dapat
memaksimalkan belajar mereka dengan program ini. Terkait dengan permasalahan
evaluasi dari program ini akan dijelaskan pada tulisan selanjutnya :D
Posted by
kopi-teh